Lafadz Iqomah Lengkap, Hukum, Arab, Latin, dan Terjemahnya


Adzan dan iqomah adalah rangkaian tuntunan hendak melaksanakan shalat berjamaah. Keduanya wajib dikumandangkan. 

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai asal mula syariat adzan, dan iqamah, serta lafadz adzan secara lengkap. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai lafadz iqamah, dan hukum-hukumnya.

Adzan dan iqamah merupakan kewajiban untuk mendirikan shalat berjamaah.


Iqamah artinya mendirikan. Dalam istilah fikih, merupakan ajakan untuk mendirikan shalat. Biasanya, kita menyebutnya ‘qamat.’ Hadis yang menentukan mengenai syariat iqamah adalah sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: لَمَّا أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوسِ لِيُضْرَبَ بِهِ لِلنَّاسِ فِي الْجَمْعِ لِلصَّلَاةِ طَافَ بِي وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ، فَقُلْتُ لَهُ: يَا عَبْدَ اللهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ؟ قَالَ: مَا تَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: فَقُلْتُ: نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: أَفَلَا أَدُلُّكَ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ: فَقُلْتُ لَهُ: بَلَى، قَالَ: تَقُولُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ثُمَّ اسْتَأْخَرَ غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ قَالَ: تَقُولُ: إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَلَمَّا أَصْبَحْتُ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا رَأَيْتُ، فَقَالَ: " إِنَّهَا لَرُؤْيَا حَقٌّ إِنْ شَاءَ اللهُ، فَقُمْ مَعَ بِلَالٍ فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْتَ فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ، فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ  ( رواه احمد)

“Dari Abdullah bin Zaid ia berkata: ‘Tatkala Rasulullah saw menyuruh kentongan dipukul untuk mengumpulkan orang shalat, ada seorang yang mengelilingiku pada malam hari pada waktu saya tertidur, yaitu seorang yang membawa kentongan di tangannya. Saya bertanya kepadanya:

 ‘Wahai Abdullah, apakah kamu menjual kentongan’

 Dia berkata: ‘Untuk apa kau perguna kan?’

Saya menjawab, ‘Kami pergunakan untuk memanggil shalat.’
  
Dia berkata, ‘Maukah saya tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada itu?’

(Abdullah bin Zaid bin Abdu Rabbihi Radliyallahu'anhu) berkata, ‘Saya menjawab, ‘Ya.’

Dia berkata, ‘Bacalah, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR SULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR SULULLAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH HAYYA 'ALAL FALAAH, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH.’

Lalu dia menunggu dalam waktu yang tidak lama, lalu dia berkata, ‘Dan jika kamu hendak mendirikan shalat bacalah, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR SULULLAH, HAYYA 'ALAS SHALAAH, HAYYA 'ALAL FALAAH QAD QAMATIS SHALAH, QAD QAMATIS SHALAH ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLA ALLAH.’

Tatkala pagi hari, saya menemui Rasulullah saw, saya mengabarkan beliau dengan apa yang saya lihat dalam mimpi. Lalu Rasulullah saw bersabda, ‘Itu adalah mimpi yang haq, jika Allah menghendaki.’ 

Lalu beliau bersabda, ‘Berdirilah bersama Bilal, lalu sampaikan kepadanya apa yang engkau lihat supaya ia mengumandangkan adzan, dengan adzan itu, karena ia lebih baik suaranya daripada suaramu.’” (HR. Ahmad)  

Hukum Adzan dan Iqomah

Adapun hukum adzan dan iqamah adalah wajib untuk shalat berjamaah sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini. 

عَنْ مَالِكِ بْنِ الحُوَيْرِثِ قَالَ:  أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ يَوْمًا وَلَيْلَةً، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيمًا رَفِيقًا، فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدِ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا - أَوْ قَدِ اشْتَقْنَا - سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا، فَأَخْبَرْنَاهُ، قَالَ: ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ - وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لاَ أَحْفَظُهَا – وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ  (رواه البخاري)

Dari Malik bin al-Huwairits, "Kami datang menemui Nabi saw, saat itu kami adalah para pemuda yang usianya sebaya. Maka kami tinggal bersama beliau selama dua puluh hari dua puluh malam. 

Beliau adalah seorang yang sangat penuh kasih dan lembut. Ketika beliau menganggap bahwa kami telah ingin, atau merindukan keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang orang yang kami tinggalkan. Maka kami pun mengabarkannya kepada beliau. Kemudian beliau bersabda:


‘Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk shalat).’  Beliau lantas menyebutkan sesuatu yang aku pernah ingat lalu lupa. 

Beliau mengatakan: ‘Shalatlah kalian seperti kalian mengetahui aku shalat. Maka jika waktu shalat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian menguman dangkan adzan, dan hendaklah yang menjadi Imam adalah yang paling tua di antara kalian.’" (HR. Bukhari)

Menurut Ustadz Luthfie Abdullah Ismail, Lc dalam hadis tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Hadis tersebut mengisahkan mengenai sekumpulan pemuda sebaya yang tinggal selama 20 hari dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. 
Rasulullah berpesan kepada mereka untuk mengerjakan shalat sebagaimana beliau mengerjakannya (sholluu kamaa raaitumuuni ushalli).
Rasulullah juga berpesan agar mengumandangkan adzan untuk shalat berjamaah walaupun di daerah lain sudah ada yang  mengumandangkan adzan.
Rasulullah berpesan untuk memilih imam dari yang tertua di antara mereka. 

Sehingga, bisa kita tarik kesimpulan bahwa adzan wajib dikumandangkan setiap shalat berjamaah, walau mungkin sudah ada adzan di tempat lain. Hal ini adalah kewajiban, dan bukan syarat. Selanjutnya, adalah wajib mengumandangkan iqamah ketika makmum sudah siap. 

Dalam hadis ini lebih tegas disebutkan kewajiban adzan dan iqamah untuk shalat berjamaah. 

عَنْ مَالِكِ بْنِ الحُوَيْرِثِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَأَذِّنَا وَأَقِيمَا، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمَا أَكْبَرُكُمَا (رواه البخاري)

“Dari Malik bin al-Huwairits dari Nabi saw, beliau bersabda: ‘Apabila datang waktu shalat, hendaklah (salah satu dari) kalian berdua adzan dan qamat kemudian hendaklah mengimami kalian yang paling tua dari kalian.’” (HR. Bukhari)

Lafadz Iqomah Arab, Latin, dan Terjemahnya

اللهُ أكْبَرُ ، اللهُ أكْبَرُ
أشْهَدُ أنَّ لا إلَهَ إلاَّ اللهُ
أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاةِ
حَيَّ عَلَى الفَلاحِ
قَدْ قَامَتِ الصلاةُ
قَدْ قَامَتِ الصلاةُ
اللهُ أكْبَرُ ، اللهُ أكْبَرُ
لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ

Allahu akbar
Allahu akbar
Asyhadu allaa ilaahaillaah
Asyahadu annaa muhammadarrasuulullah 
Hayyaa alasshalaah 
Hayyaa alal falaah
Qad qaamatishshalaah
Qad qaamatishshalaah
Allahu akbar
Allahu akbar
Laa ilaa haillallah 
Artinya: 
Allah Mahabesar  2x
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah  
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah  
Mari kita menunaikan shalat  2x
Mari kita menuju kemenangan  2x
Sungguh shalat akan didirikan
Sungguh shalat akan didirikan
Allah Mahabesar 2x
Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah. [] 

Komentar

Postingan Populer