Mojok dengan Para Santri Penulis di #MadrasahLiterasi MA Darut Taqwa Pasuruan

 

Hal yang paling saya rindukan adalah santri-santri yang gemar menulis. Sebab, kebanyakan berpotensi. Mulai dari novel-novel cetar membahana melanglang buana ala Kang Abik dengan Ayat-Ayat Cinta yang pernah booming di awal tahun 2000-an lalu, hingga penceritaan detil dan runtut khas jurnalis oleh A. Fuadi dalam Tiga Menara. 

Novel-novel tersebut adalah sedikit dari karya-karya fiksi yang mampu mendobrak sastra yang cenderung monoton dengan karya-karya sebelumnya. Fiksi ini biasa disebut sebagai fiksi islami. Dikemas dengan penceritaan indah khas nilai-nilai keislaman. 

Ternyata, fiksi islami mampu menjadi salah satu pilihan penulisan untuk para penulis fiksi. Apalagi jika santri yang menulis. Tentu saja lebih baik, karena pengetahuan agama jelas berbeda dengan penulis fiksi lainnya. Belum lagi pengalaman sebagai santri, berkutat dengan lingkungan pondok, kitab-kitab kuning, wejangan-wejangan kyai, ragam aturan dan disiplin yang harus dipatuhi. Dan banyak hal lainnya, yang tentu saja hanya bisa dirasakan oleh seorang santri. 

Insya Allah, besok saya berkesempatan untuk berbagi dan berdiskusi dengan santri-santri penulis di #madrasahliterasi MA Darut Taqwa Pasuruan. Rasaya tak sabar merasakan atmosfer kepenulisan, di pondok dan madrasah yang mencintai dunia literasi. Dunia para pejuang sejati, yang berjuang membawa harum keindahan nilai islami dalam rangkaian cerita fiksi. 

Salam Literasi!

Komentar

Postingan Populer