Wujudkan Resolusi Dunia Akhirat Bersama Keluarga



Setiap pergantian waktu, dan beralihnya tanggal menjadi muda, kemudian menua, maka harapan pun akan bergulir. Pun demikian dengan kita. Saat tahun beralih dan detik jam tidak lagi dapat ditahan lajunya, keinginan dan cita-cita baru pun kembali diwujudkan.  Hal ini adalah sesuatu yang manusiawi. Sebab, setiap orang dianugerahi kemampuan dan keinginan untuk menjadi lebih baik lagi.

Menjadi Pribadi yang Unggul

Layaknya seseorang yang ingin mendirikan bangunan indah dan kokoh, maka diperlukan perencanaan yang matang dan tertarget. Demikian halnya, sebagai muslimah yang mengabdi kepada Allah subahanahu wa ta’ala dan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Kita memerlukan resolusi atau rencana agar memiliki kepribadian, dan keimanan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.


Perlu komitmen dan kerjasama. (Pixabay)


Seorang yang memiliki target dan resolusi dalam hidup, berarti ia memiliki tujuan yang jelas. Ia akan bersemangat mencapainya. Misalnya saja resolusi untuk menghafal satu hari satu ayat secara rutin. Sekaligus mengetahui kandungan setiap ayat yang dihafal. Jika terus dilakukan, maka bukan hal yang mustahil kelak ia bisa menjadi seorang penghafal Al-Qur’an dan memiliki kemampuan memahami ayat-ayat Allah dengan sangat baik.

Berbeda halnya dengan yang memiliki tujuan namun tidak membuat sebuah resolusi turunan untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Biasanya, semangatnya akan cepat memudar. Kurang memiliki komitmen, dan tidak terpacu untuk meraih cita-citanya.

Resolusi Dunia Akhirat

Menetapkan sebuah resolusi merupakan hal yang mudah. Namun, seringkali terkendala di tengah jalan. Hal ini biasanya diakibatkan banyaknya halangan, dan kurang fokus pada tujuan. Sebab itulah, membuat resolusi sebaiknya berorientasi jangka panjang. Tidak mengapa misalnya memiliki resolusi mempunyai kendaraan roda empat untuk tahun ini, namun cantumkan juga bahwa kendaraan itu juga untuk mendukung kelancaran kita dalam berdakwah.

Dengan demikian, resolusi yang kita wujudkan menjadi kebaikan yang bisa memberatkan timbangan amal kita kelak di Yaumil Akhir.

Bagaimana cara menetapkan resolusi dunia dan akhirat? Misalnya saja, seorang ibu ingin menjadi mompreuner dengan membuka usaha di rumahnya. Hal ini sudah merupakan resolusi yang baik, namun jika ditambah menjadi usaha yang mempekerjakan orang-orang berkebutuhan khusus, akan menjadi lebih sempurna karena mengandung nilai kebaikan akhirat.

Resolusi yang hanya bersifat duniawi biasanya sifatnya pendek dan tidaklah kekal. Hal ini seperti yang tercantum di dalam Surah Asy-Syu’araa ayat 20 berikut.

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan padanya sebagian dari keuntungan di dunia, dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”

Langkah Merancang Resolusi

Sebelum membuat dan menetapkan sebuah resolusi, kita harus mengenali siapa diri kita, sifat, keinginan, sekaligus kekurangan kita. Hal ini bertujuan agar resolusi yang dicapai bisa proporsional. Tidak overestimate dan dan tidak pula underestimate.

Seseorang yang belum mengenali siapa dirinya, pasti akan kesusahan untuk merancang resolusi jangka pendek dan jangka panjang. Orang yang seringkali menerjemahkan bahwa dirinya lemah akan membuat resolusi yang cenderung underestimate. Sedangkan yang memandang dirinya super dan serba bisa, maka akan membuat resolusi yang cenderung overestimate.

Padahal, resolusi yang dibuat sebaiknya proporsional dan bisa dicapai dengan kemampuan terbaik diri sendiri. Tidak berlebihan dan tidak juga kurang visi.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membuat resolusi adalah; pertama,  menetapkan hal yang ingin dicapai dan ditinggalkan, kedua, tidak ikut-ikutan dalam membuat resolusi, ketiga, resolusi harus bernilai dunia dan akhirat, keempat, sedikit saja namun bisa dicapai dengan baik, kelima, beri standar dan batasan waktu untuk mencapainya, keenam, lakukan evaluasi berkala, ketujuh, selalu fokus dan memperbarui semangat, dan kedelapan, perbanyak doa dan juga istighfar.

Fokus pada Resolusi

Setelah membuat resolusi ada beberapa hal yang perlu dihindari agar resolusi yang telah kita rancang tidak semata hanya di atas kertas saja. Sebab, kebanyakan kegagalan untuk mewujudkan resolusi adalah lemahnya tekad, sehingga tahun pun berganti tanpa adanya perubahan yang berarti.

Pertama, singkirkan segala rintangan dan halangan yang bisa menggagalkan tujuan tersebut. Misalnya saja, saya memiliki seorang teman penulis yang sangat produktif. Sehingga dalam sebulan atau dua bulan bisa menulis naskah buku setebal 150 halaman. Apa rahasianya? Ternyata ia memiliki jam kerja menulis layaknya orang kantoran walau dikerjakan dari rumah. Dari jam sekian hingga jam sekian ia menulis, melakukan riset, dan lain-lain tanpa membuka sosial media dan tidak melulu meng-update status terkini. Ternyata ia sangat konsisten sehingga dalam setahun bisa menerbitkan lima hingga enam buah buku.

Kedua, dilakukan dengan keluarga. Agar kebaikan yang kita lakukan tidak cenderung berat sehingga kita pun ogah-ogahan dalam melaksanakan setiap detilnya, maka lakukan resolusi bersama keluarga. Ajaklah setiap anggota keluarga untuk saling mengingatkan. Sehingga tercipta hawa fastabiqul khairat yang positif.

Ketiga, milikilah seorang pembimbing atau mentor. Jika sudah berkeluarga, maka kehadiran suami bisa menjadi penyemangat para istri dalam meraih setiap resolusi yang diinginkannya. Sedangkan jika masih melajang, kita bisa meminta bantuan guru ataupun orang-orang terdekat untuk menjadi mentor.

Semangat Menggapai Resolusi Bersama Kelurga  

Resolusi yang indah adalah resolusi yang kita rancang bersama keluarga. Selain resolusi pribadi, keluarga muslim tentunya memiliki resolusi keluarga yang hendak dicapainya bersama seluruh anggota keluarga. Misalnya saja resolusi untuk mewujudkan resolusi keluarga di akhirat. Apa resolusinya? Reuni di surga. Ini adalah resolusi keluarga yang sesuai dengan Surah Ar Ra’du ayat 23-24 berikut.

“(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu).” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”

Alangkah indahnya, jika anggota keluarga bertemu di Surga ‘Adn dan mendapatkan ucapan selamat oleh para malaikat. Inilah visi keluarga muslim sejati, bersama-sama anggota keluarga lainnya bahu membahu meraih keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Sedangkan visi keluarga muslim di dunia, adalah mendapatkan sarana untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Misalnya saja, melaksanakan umrah ataupun haji bersama keluarga, membangun TPA untuk anak-anak di lingkungan tempat tinggal, berjalan-jalan mentadabburi alam yang dianugerahkan Allah dengan bepergian bersama, membangun rumah idaman sekaligus sebagai tempat dakwah yang kondusif,  ataupun memiliki rumah singgah untuk anak-anak jalanan.

Bagaimana mewujudkan resolusi bersama keluarga?

Agar seluruh anggota keluarga mengetahui dan memahami apa resolusi jangka panjang, jangkan pendek, dan jangka menengah keluarga, maka orang tua selayaknya mengajak anak-anak untuk ikut bermusyawarah bersama.

Hal ini akan membuat anak semakin dihargai dan merasa dirinya berarti untuk kemajuan keluarga. Dalam family meeting ini, ayah bisa memaparkan program dan apa-apa yang perlu diupayakan oleh anggota keluarga lainnya.

Dalam family meeting tersebut hargai setiap pendapat anak, dan upayakan agar anak terlibat aktif di dalamnya. memang, tidak serta merta anak-anak akan merasa aware betapa pentingnya resolusi dan program keluarga. Namun, seiring dengan bertambahnya jam terbang mereka dalam family meeting, maka hal ini akan menjadi pemacu semangat anak-anak untuk ikut meraih resolusi pribadi dan keluarga. []



Komentar

Postingan Populer