Empat Cara Halus Menolak Cinta Lelaki

Tenang, nggak akan ada hati yang retak kok.

Wah, judulnya bikin galau banget yak? Hehe. Yup, siapapun kamu, mungkin pernah merasakan bagaimana dicintai oleh lelaki. Baik itu masih sekolah, lagi ngampus, atapun sudah masuk dunia kerja. Asalkan masih available plus single godaan seperti ini biasanya acap datang ya, Ladies. Saya pun dulu begitu. *benerin poni. 


Ada juga sih yang maunya ngejar-ngejar dan kasih kode-kode cinta tak halal ini. Ada yang bawel ada juga yang ngenes. Macem-macem sih. Akhirnya ya kalau sudah bukan jodoh tereliminasi juga.

Tapi, kalau si lelaki yang naksir ini malah tak tahu diri dan mengejar-ngejar gimana dunk? Misalnya saja bahkan sampai meneror dengan sms, ataupun misscall di malam buta. Atau bahkan membuat berita-berita tak sedap tentang kita saking cintanya. Hehe.

Seingat saya dulu, saya yang masih barusan keluar pesantren dan merasakan hawa aneh di tempat kuliah (karena ruangan ikhtilat laki-laki dan perempuan) juga pernah ngomong begini saat ditanya seseorang. Menurut saya sih dianya naksir tapi kan saya belum mau menikah. Juga nggak minat pacaran yak.

"Mbak, boleh nggak saya jadi murid privat ngajinya mbak," kata cowok berwajah gelap dengan mata menyelidik ke saya.

Aduh, saya nggak inget namanya. Ini orang ketemu berkali-kali di ruang kampus, juga pernah nggak sengaja (atau dianya mungkin sengaja) berkali-kali bertemu juga di warnet. Sekarang malah mau ikutan privat ngaji kayak anak SD.

"Lho emangnya masnya mau belajar ngaji?" kata saya yang sudah mencium aroma modus.

"Ya, saya ini kan nggak lancar baca Al-Qur'an. Mbak kan jurusan Bahasa Arab, pastinya bagus bacaannya," katanya sedikit ngeles.

“Hmm,” saya nggak bisa jawab.

“Satu kali pertemuan berapa rupiah Mbak? Saya mau ambil yang premium,” katanya pede.

Saya agak merasa tidak nyaman juga dengan percakapan ini. Saya mikir kemudian.

"Kenapa nggak sama teman saya si Hakim saja, Mas? Mas kan juga kenal baik sama teman seangkatan saya itu?"

Dia diam lama. 

“Ohya, ada Hakim ya?” katanya sok kaget.

Saya mengangguk tegas.

Lalu dengan canggung dia pun ngomong, "Iyah ya, Mbak. Kenapa nggak sama si Hakim saja ya? Kenapa harus sama embaknya? Kenapa ya? Kenapa coba?" lalu dia tertawa lepas.

"Iya, Mas. Kan lebih enak dengan Hakim dia kan jagoan tilawah-nya. Lagipula kalau Masnya belajar sama dia kan bisa lebih terjaga," kata saya mulai ceramah. 

"Terjaga gimana Mbak?" 

"Terjaga. Biar tidak ada ikhtilat saja."

"Lho, maksudnya apa sih ikhtilat itu? Ngomong-ngomong emang Mbak ini kosnya di pondokan yang itu ya? Yang begini begini bla ...bla ..."

Saya diam saja denger dia cerita tentang saya, jurusan, kontrakan, PPL, dan segalanya tentang saya. Ya, tentang saya. Aneh kan?

Ini cowok kok ya nganggur banget investigasi kayak saya ini artis saja? Haha.

“Mbak kalau misalnya ada yang ngajak pacaran mau nggak?” katanya santai, dengan kerling menggoda.

Alamak.

Haduh begitu lah. Saya jadi ngga bisa nahan diri buat ceramah tentang sistem pergaulan dalam Islam. Olalaaaa ....

Baiklah intinya saya jelasin sama dia tentang haramnya ikhtilat. Nggak ada pacaran dalam Islam. Nggak ada hubungan semacam itu dalam Islam. Dan semuanya deh tentang batasan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. 

Ya, mungkin karena baru saja keluar dari pesantren jadi semangat kultum saya di mana-mana. 
Saat saya cerita ini sama teman-teman dekat, mereka ngakak.

“Kok polos banget sih?” kata mereka. 

Lho lalu gimana dong? Maunya saya kan biar jelas. Tegas. Nggak mau PHP -in orang. Udah prinsip mah ini. Nggak bisa ditawar kalau saya mah.  

Skip dulu ceritanya. 

Ok, kembali ke cara halus menolak cinta. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Mudah saja kok. Tinggal kamu mau nggak bersikap tegas terhadap godaan. Apalagi kalau godaannya malah temen sepengajian? Hihi. 

Katakan Sejujurnya
Ih, mirip lirik lagu ya. Tapi bener loh. Ini beneran. Nggak usah bersikap abu-abu. Dan sok ngartis karena tiba-tiba ada yang admire sama kita. Biasa saja kelesss. 

Intinya adalah to the point saja bagaimana perasaanmu. Itu saja kok. Nggak usah lebay bin mbulet yang malah bikin laki-laki yang lagi naksir kamu kebingungan dan malah berharap lebih.

Emang sih the truth hurts. Kejujuran menyakitkan. Tapi itu sangat jauh lebih baik ketimbang kamu menghadapinya dengan sikap abu-abu ala bunglon, Ladies. 

Jaga Jarak dengannya
Yup, bukannya menganggap si dia ini virus. Tapi, untuk menjaga diri kita dan dia saja. Kalau dia sering bbm-in kamu, atau beruntun mengirim pesan di whatshapp bahkan sampai memberondong Google Plus mu dengan artikel-artikel cinta. 

Hindari saja. Jaga jarak. Jauhi sewajarnya. 

Kalau si cowok ini tahu diri, ia bakal mundur kok. Terus tanya sana-sini tentang kita. Mungkin nanti dia paham kalau kita ini penganut prinsip nggak pacaran sebelum nikah ya. 

Jangan Gantung Perasaannya
Ok, ini bukan judul lagu mbak Melly Goeslow ya. Tapi ya memang harus begitu kalau tidak mau menyakiti perasaannya. Kalau jawabanmu mbulet dan diplomatis ala artis nanti malah salah tafsir dong. Justru itu nanti jadi boomerang buat kamu, Ladies. 

Tidak Perlu Menawarkan Pertemanan Khusus
Ini nih, yang sering dilakukan cewek-cewek yang hobi PHP-in orang. Hehe. Jangan salah sangka, saat kamu mengatakan. “Kita berteman saja ya?”

Nah, seketika itu juga si cowok ini mungkin mikir, “Ah ya deh, gapapa nanti kan jadi teman tapi mesra?” 

Malah tambah panjang kan Ladies? []

Komentar

Postingan Populer