Cara Terkini Mempromosikan Novel di Beranda Fesbuk

Liburan ini cukup panjang. Setelah berdaya juang cukup tinggi dalam masa Syawal, hari-hari ini saya ingin menulis ala curhatan di blog ini. Biasanya, saya isi dengan niche doa dan teman-temannya. Untuk kali ini saya butuh menulis dengan lebih ekspresif. Alias curhat. :)


Menulis bagi saya adalah seni mengolah rasa dan mood.



Haha. Biasanya saya leluasa bikin status ini dan itu di medsos. Seperti fesbuk, twitter, dan teman-temannya. Tapi, entah kenapa kok akhir-akhir ini saya agak lebay tak ingin bermedsos sementara. Cukup dengan melihat timeline beberapa saat, lalu medsos saya tutup. Apa karena sedemikian sibuknya? Padahal ya nggak sibuk-sibuk amat sih ya. Cuma, memang mengawal tiga anak yang kecil-kecil di rumah saja, dan hanya terkadang keluar untuk berlibur cukup menyita waktu, Gaes. Begitu kata anak saya yang mulai remaja. 


Karena tidak ada televisi di rumah jadilah santapannya Youtube. Ya, ya sudah saya hadang semua yang serba serem untuk anak-anak. Saya merasa lebih bisa mengontrol tayangan dari internet ketimbang dari televisi. Horor mengenai sinetron dan komedi yang tidak sehat rasanya sudah cukup. Saya keluarkan televisi dari rumah. 

Sehingga, yah waktu pun juga harus diisi dengan acara bersama anak-anak. Acara main-main, baca-baca, nyanyi-nyanyi, hingga tetek bengek memasak bersama di dapur. Dapur yang sudah begitu memprihatinkan berantakan hingga tak berbentuk. Kembali lagi, seperti itu. Dan berputar-putarlah si dapur kebingungan. Hehe. 

Mulai Menulis Lagi

Sungguh tidak enak, untuk orang yang terbiasa menulis ataupun mengedit harus libur selama sebulan lebih dan sama sekali tidak membuat satupun "karya" tulis. Seperti seseorang yang sedang gulana karena menahan rasa cinta. *Halah.

Ya, tapi begitulah yang saya rasakan. Ada cukup banyak draft menganggur dan menumpuk di dalam laptop saya. Rasanya ingin saya terbitkan begitu saja di fesbuk. Tapi, kok ya sayang ya.

Apalagi, ada satu naskah novel yang duluuu penuh dengan daya juang tinggi saya tulis. Riset, dan riset. Mungkin, draftnya tidak bagus ya. Kok ditolak mulu sama penerbit. Padahal saat itu saya sudah menandatangani SPP lho. Bahkan sudah menerima uang muka royalti.

Takdirnya si naskah ternyata tidak bisa terbit dengan mudah.

Inginnya, saya bikin remake coba ya. Kalaupun belum juga menemukan jodohnya, kemungkinan sih saya terbitin secara indie saja. Dalam format ebook agar mudah dibaca siapapun, Gaes. Tuh, kan 'gaes' nya nggak ilang-ilang, keikut anak saya.

Baiklah. Saat ini ada beberapa naskah yang coba ingin saya terbitkan. Well, saya kirim-kirim dululah sementara ke penerbit. Kalau sudah mentok nggak bisa terbit, mending saya terbitkan untuk indie saja ini novel ya.

Sayang banget, kalau jamuran di laptop saya ini. 


Beberapa minggu ini ada fenomena menarik di beranda fesbuk saya. Ibu-ibu penulis ataupun yang sedang belajar menulis, antusias untuk menulis novel ataupun cerita pendek di grup Komunitas Belajar Menulis (KMB). Saya sendiri juga anggota di grup tersebut. Namun, tidak begitu aktif.

Uniknya, beberapa naskah yang prolog dan beberapa bab dibagikan secara gratis ini mampu membuat penghuni fesbuk cukup berwarna. Bahkan ada yang kemudian menjadi novel dengan jumlah pre-order yang melebihi ekspektasi. Wow, banget ya? 


Cara baru untuk mempromosikan novel di fesbuk. []


Komentar

Postingan Populer