Negara Ini Menggunakan Drone untuk Menyelamatkan Ribuan Nyawa

Drone sudah tidak asing lagi bagi kita. Kendaraan udara mini tanpa awak ini lazimnya digunakan alat bantu fotografi profesional. Sebelumnya, drone memang merupakan perangkat militer. Namun, dengan seiring perkembangan zaman, penggunaan drone semakin memasyarakat. 


Nah, kini siapapun bisa mempunyai drone dan menikmati mudahnya menangkap gambar atau video lewat perangkat mini ini. Walaupun, seringkali penggunaan drone di beberapa tempat menimbulkan perdebatan. Karena rasa privasi dan pencemaran udara. 

Sumber: Pixabay
Berbeda dengan hal itu, justru negara ini menggunakan drone sebagai salah satu ujung tembak untuk menyelamatkan ribuan pasien. Bagaimana caranya? 

Menjangkau Tempat Terpencil
Rwanda adalah negara berkembang dengan wilayah mungil namun memiliki kontur tanah yang bergunung-gunung, dan terjal. Dengan penduduk 11.5 juta jiwa, Rwanda berbenah dalam masalah kesehatan. 

Seringkali petugas medis RS Kabgayi sangat kesulitan untuk mendapatkan suplai darah bagi pasien karena jauhnya ibukota, Kigali. Sehingga, suplai darah biasanya baru bisa didapatkan 4 jam setelah permintaan. Hal ini tentunya menjadi kendala besar dalam pelayanan rumah sakit terhadap pasien. Sekaligus bisa membahayakan jiwa. 

Saat ini dengan inovasi baru dari Zipiline—berupa drone khusus—suplai darah bisa didapatkan setidaknya 15 menit dari permintaan. 

Zipiline dan Inovasi Teknologi Kemanusiaan
Zipline, perusahaan robotika yang berbasis di Silicon Valley, California, telah menciptakan pesawat tak berawak yang dirancang untuk mengirimkan darah ke fasilitas medis terpencil di Rwanda, Afrika Timur. 

Pesawat mini tak berawak ini dirancang untuk menahan cuaca buruk, dan diprogram untuk menjatuhkan muatan dalam jarak lima meter dari tempat tertentu. Memastikan bahwa tidak ada persediaan yang hilang di jalan. Selain pasien bedah, darah juga akan membantu ibu saat melahirkan dan anak-anak yang menderita malaria.

Awalnya, ini adalah ide dari William Hetzler dan Keenan Wyrobek, salah satu pendiri Zipline. Setelah Zipline (yang kemudian disebut Romotive) menjadi terkenal karena menciptakan hewan peliharaan berupa robot virtual yang disebut Romo. Setelah itu, ide untuk melahirkan inovasi untuk misi kemanusiaan tercetus. 

Pada tahun 2014, Hetzler dan Wyrobeck melakukan perjalanan ke negara tetangga Rwanda, dan menemukan betapa sulitnya akses kesehatan untuk suplai darah bagi pasien. Hetzler dan Wyrobek memutuskan untuk membuat situs peluncuran pertama mereka di dekat kota Rwanda, Muhanga pada akhir 2016, seperti yang dilansir oleh Reader Digest, rd.com.

Kini, drone buatan Zipline ini wara-wiri untuk mengangkut suplai darah bagi ribuan pasien di Rwanda. Kelak, Zipline juga akan membuat drone khusus untuk mengangkut vaksin dan alat uji diagnostik. []


Komentar

Postingan Populer