Kisah Gadis Malang yang Meninggal Karena Media Sosial


Jumlah like, retweet, share, atau komentar menjadi hal yang sangat penting sebagai manifestasi penerimaan bagi sebagian pengguna sosial. Menjadi parameter kebahagiaan yang semu.

Sebuah kejadian tragis terjadi di London, Tallulah Wilson (15 tahun) sangat sedih dan tampak depresi ketika ibunya menutup secara sepihak akun Tumblr-nya yang memiliki 18.000 followers. Tidak terima dengan hal itu, Tallulah nekat menabrakkan dirinya ke sebuah kereta api yang sedang melaju. Minggu, 14 Oktober 2012 gadis malang itu meninggal.


Sebenarnya, bukan tanpa sebab ibu Tallullah menutup Tumblr putri kesayangannya. Ibunya harus melakukan itu melihat akun Tumblr Tallulah dipenuhi dengan foto-foto Tallulah yang melukai dirinya sendiri dengan pisau, atau menabrakkan kepala ke dinding.

Peristiwa ini menimbulkan beragam tanggapan di Inggris saat itu. The Guardian (25/1/2014) menulis bahwa ini bukan salah Tumblr, atau akun media sosial apapun. Namun, media sosial tidak juga bisa menolong remaja dalam depresi klinis yang parah seperti Tallulah. Bahkan kemungkinan membuat mereka semakin jauh dari dunia nyata.

Agar Tidak Terganggu Secara Mental
Booming-nya media sosial di beberapa tahun terakhir, banyak mengubah pandangan orang mengenai tatanan sosial. Banyak pihak memandang bahwa media sosial adalah hal yang buruk, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya.
Sebenarnya, jika media sosial digunakan dengan bijaksana maka dapat memberika manfaat dan mengumpulkan dukukngan sosial secara unik. Namun, penggunaan media sosial secara berlebihan untuk mengekspresikan diri dapat menimbulkan efek tidak baik bagi kesehatan mental. Hal ini seperti diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Holly Shakya asisten profesor kesehatan bidang kesehatan global Universitas California.

Lalu apa yang harus dilakukan agar mental tetap sehat saat bermedia sosial?

Menyadari Keunikan Diri Sendiri dan Orang Lain untuk Berkembang
Pernahkah Anda merasa sangat takjub dengan pencapaian-pencapain seseorang di sosial media? Naik jabatan, membeli rumah, usaha menggurita, jalan-jalan ke mana-mana, dan lain-lain. Sedangkan Anda sendiri seperti merasa menjadi itu-itu saja?
Jangan merasa bersalah. Sosial media membuat seseorang menciptakan sinyal status sosial. Seseorang akan mengunggah beragam pencapaiannya hingga membuat orang lain kagum. Jika banyak yang menanggapi secara positif maka ia merasa dirinya diterima dengan sangat baik. Berbeda dengan sebaliknya.

Banyak Bersyukur dengan Pencapaian yang Diri Sendiri
Ingatlah, bahwa setiap diri memiliki keunikan tersendiri. Seseorang akan tumbuh dan berkembang secara berbeda, dengan pencapaian yang berbeda pula. Banyaklah bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Boleh belajar dari kesuksesan orang lain. Namun, setiap orang pasti akan melalui pengalaman berbeda. Banyak-banyak belajar bersikap bijaksana dan mengambil hikmah.
Nah, tidak selamanya media sosial itu buruk bukan?[]



Komentar

Postingan Populer