Operasi Plastik: Obsesi Perempuan Menjadi Cantik?


Entah saya harus bersyukur ataukah tidak mendengar kabar beberapa selebriti melakukan operasi plastik pada wajah mereka, dan kini tampak cantik serta kinclong bak Barbie.

Mungkin sudah jamak di telinga kita beberapa pesohor nan jelita ini dituduh melakukan operasi plastik. Sebab, hanya beberapa orang yang mengaku pernah melakukan operasi plastik.

Proses operasi plastik sangat panjang dan menyakitkan

Dimulai dari Krisdayanti, Mulan Jameela, Dewi Perssik, Julia Perez, hingga nama Aurel Hermansyah sampai yang masih gres adalah Nita Thalia yang blak-blakan mengakui kalau wajah bulenya itu adalah hasil oplas sebagai bukti cinta mati pada suami. 


Wajah Nita Thalia berubah drastis dengan dagu runcing dan tajam, mata lebar, hidung tinggi, kulit putih, dan alis tebal. Tidak itu saja, Nita bahkan juga melakukan sedot lemak, sehingga tubuhnya lebih kurus dan langsing dari sebelumnya. Saya menyebut, Nita yang dahulu telah hilang. 




Beauty is Pain
Oh, tentu saya tidak berhak untuk menghakimi apa dan siapa mereka ini. Hanya saja, sebagai sesama perempuan saya tahu pasti bahwa kami ini sangat ingin dikatakan sebagai makhluk yang cantik. Jauhkan kata ‘jelek’ dari kaum hawa ini kalau nggak mau kena gibeng. Hahaa. 

Jadi, adalah wajar dan normal saat seorang perempuan mengatakan “Beauty is pain.” Bener banget ituh. Sangat menyakitkan kalau keterusan mengidamkan wajah impian yang ternyata bukan wajah kita. Sayangnya hal itu banyak juga dilakukan oleh perempuan.
 

Ok. Ambil contoh kecil tentang diet. Tahu tidak bagaimana seorang perempuan berjuang keras menghilangkan selulit yang menempel di perut dan paha? Bermacam-macam diet? Jangan bayangkan. Diet dengan bahan alami karena takut akan efek samping sangat banyak dilakukan. Apalagi yang hanya mengandalkan jamu ataupun obat.

Belum lagi beragam upaya untuk terlihat cantik dan mulus bak porselen. Mulai dari melakukan cara-cara legal macam melakukan perawatan aman, hingga yang tidak ilegal seperti mereparasi bentuk tubuh.

Saya menyebutnya reparasi tubuh. Yah, bagaimana lagi? Bukankah demikian adanya. Seperti halnya saat seseorang membeli motor terbaru kemudian memodifikasinya sedemikian rupa di bengkel untuk dipamerkan. Kalau tidak untuk dipamerkan, buat apa coba?

Adakah alasan yang lebih kuat dari itu?
Sebagai sebuah prestise dan kebanggaan semata?
Ataukah pujian dan nilai investasi dari kecantikan? 

Tergiur Operasi Plastik, Terjebak Definisi Cantik
Tahukah kita bahwa cantik sebenarnya relatif? Yah, mungkin ada yang langsung nonjok ngomong, “Ah, basi!” Tapi bener lho. Cantik bener banget relatif. Kenapa demikian?

Coba bayangkan dengan proses jatuh cinta. Bukankah kita sendiri kurang mengerti mengapa seseorang bisa dengan mudah jatuh cinta pada orang lain? Padahal mungkin sosoknya kurang begitu menawan. Namun, kepribadian dan karakternya sungguh luar biasa.

Sebab itulah, dalam Islam Allah tidak pernah mempermasalahkan kita cantik atau tidak. Berkulit mulus seperti porselen ataukah seperti tiang listrik. Beralis layaknya semut berjejer ataukah alis rembulan yang tipis. Sama sekali nggak seperti itu. Yang ada hanyalaha nilai ketakwaan. 

Tapi, dewasa ini industri begitu pesat mendefinisikan ulang mengenai kecantikan. Jika di Indonesia, cantik itu adalah kulit putih, langsing, hidung mancung, dagu runcing, dan rambut hitam tergerai panjang. Nah, kalau yang kulitnya gelap, pesek, tembem, dan tambut kriting kribo dianggap jauh dari definisi cantik.

Maka, berlomba-lombalah kaum beruang (saya tidak menyebutnya berduit, hehe) mendatangi klinik kecantikan untuk melakukan operasi plastik. Sebab konon, usaha perawatan biasa (baca: alami dan legal) tidak menghasilkan apa-apa selain capek dan frustasi.

Kulit tak juga putih, badan masih segemuk sebelumnya, kecuali turun beberapa kilogram saja. Atau masih juga depresi karena dagu tak kunjung runcing seperti dagu Olla Ramlan.

Operasi plastik adalah jalan pintas menuju cantik. Jalan paling tidak masuk akal karena harus mengubah ciptaan Allah sedemikian rupa. Operasi singkat dan sangat menyiksa yang konon berisiko tinggi. Serta jelas menguras kantong.

Namun, para pasien yang konon sudah sukses melakukan operasi plastik, kemudian cenderung ketagihan untuk melakukannya lagi. Berkali-kali hingga ada yang melakukannya sampai ratusan kali.

Yah, resiko inilah yang kemudian mengubah wajah mendiang MJ (Michael Jackson) yang semula saya rasa sudah tampan dengan kulit gelapnya, menjadi wajah seperti boneka yang aneh. Atau mengubah tampilan Daryl Hannah menjadi jauh lebih tua dari sebelumnya.

Masih banyak contoh-contoh kegagalan operasi plastik bahkan kemudian ada yang berujung kematian. Baru-baru ini seorang gadis melakukan operasi plastik di area bok*ng nya agar terlihat seksi saat mengenakan bikini. Eh, ternyata harus berujung pada kematian. 

Korea Selatan dan Efek Operasi Plastik 
Tahu nggak kalau banyak pasien operasi plastik di negara surga oplas macam Korea Selatan ternyata mengeluhkan efek samping yang kemudian dirasakan?

Menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) operasi plastik seperti memotong rahang sangatlah berbahaya. Padahal oplas rahang sangatlah diminati banyak pasien karena dapat mengubah tampilan wajah secara dramatis.

“Tiba-tiba mulutku sepeti bergerak ke kanan dan ke kiri sendiri. Rahangku juga mati rasa. Aku bahkan tak sadar kalau air liurku menetes terus,” keluh seorang korban oplas di Korsel. Jumlah korban oplas juga meningkat dari 29 hingga 84 dalam hitungan bulan.

Ah, saya jadi bertanya-tanya. Masihkah ada yang berminat menempuh jalan pintas menjadi cantik dengan operasi plastik? []

Komentar

Postingan Populer