Langkah Elegan untuk Mengatakan Putus Pada Pacaran

Lagi pusing mikirin hubungan haram yang nggak ada juntrungannya? Hehe. Tenang, memang demikian kok kalau hubungan didasari oleh syahwat dan nafsu bawaannya sumpek, Ladies.

Beneran dah. Kalau hubungan itu suci dilandasi karena ikatan pernikahan dan rasa cinta pada syariat Allah, insya Allah benar-benar berkah tiada tara.



Jadilah berani mengatakan, "Tidak!"

Lalu gimana dong kalau terlanjur cinta? Yaelah, apaan sih si cinta ini, Ladies? Cinta rasa cokelat atau rasa bakso? Hihihi. Sejatinya ketertarikan pada lawan jenis sih boleh saja ya, Ladies. Namun, tetap semua itu harus dibingkai dalam aturan-aturan Allah.

Terus, gimana dong dapetin jodoh kalau nggak pacaran? Aih, sayang. Kalau pacaran apa menjamin dirimu dan dirinya akan bersanding di pelaminan? Apa bener ada garansi 100 persen begitu? Ah, nggak yakin saya mah.


Buktinya banyak banget lho, yang pacaran malah buyar di tengah jalan. Sudah belasan tahun pacaran eh akhirnya malah ke sidang perceraian. Atau hantam-hantaman teror lewat galaksi yang bisa mengakibatkan perang bintang. Hehe. Ok, sekarang waktunya mengatakan tidak pada pacaran.

Identifikasi Hubungan Itu
Ok. Begini saja. Adakah kamu tahu candu itu seperti apa? Yup, saya juga nggak tahu hihi. Tapi, ciri-cirinya  sih mengandung zak adiktif. Harus dipenuhi melulu. Kalau nggak otak dan konsentrasi bisa hang.

Demikian juga pacaran. Bener, deh coba tanya sudut hatimu. Adakah yang menghalalkan hubungan itu? Ada? Atau ada rasa mengkhianati Allah di sana?

Atau perasaan tak menentu dan kecemasan yang di ambang limit. Wow, kalau nggak ketemu, nggak interaksi suka bingung sendiri. Padahal si dianya mungkin malah ngejauhin kamu karena posesif atau overactive. Oh, malangnya.

Jadi, jika kamu merasakan semua itu. Ah, sudah waktunya untuk mengatakan putus pada pacaran. Siap?

Hitung Seberapa Besar Kerugianmu Bersamanya
Yup. Nggak ada makan siang yang gratis, Ladies. Juga nggak ada makan malam yang tidak ada embel-embelnya. Semua berbayar.

Coba tanya deh sama hatimu. Seberapa besar perubahan hidupmu ketika bersamanya? Adakah yang positif lebih banyak? Oh, ternyata kamu lebih banyak terzalimi ya. Kasihan … hee …

Sugesti Diri
Memang susah kok menghilangkan bayang-bayang mantan terindah. Tapi, kalau kamu ingat-ingat negatifnya menjalin hubungan penuh toxic alias beracun. Pastinya nggak susah kan?

Ya, semacam menyatakan, “Kalau seandainya Allah tidak menjaga saya saat bersamanya, maka mungkin kemungkinan buruk seperti …….. akan terjadi.”

Atau bisa juga menguatkan diri begini, “Dahulu rasanya hidupku biasa-biasa saja dan nggak rumit bin ruwet namun nggak tahu kenapa sama dia malah tambah rumit begini.”

Bangun dari Mimpi
Yeah. Ini adalah ilusi dari hubungan tak halal dalam Islam. So, wake up, Girls! Waktunya hadapi kenyataan kalau si dia yang serius pasti akan mendekati walimu, bukan dirimu. Sebab, pastinya ia akan berani mempertaruhkan diri dan hidupnya di depan penghulu. Iya kan?

Lha kalau doi cuma modal karcis bioskop, sama rayuan gombal mana bisa dianggap serius? Udah, putusin aja! (minjem kalimatnya Ustadz Felix Siauw).

Dapatkan Visi dan Misi Hidup Di Bawah Aturan Syariat
Ah, saya selalu sedih jika mengingat kisah ini. Seorang Muslimah, masih begitu unyu karena masih kuliah. Lugu pula. Nekad berpacaran gara-gara semakin jauh dari hawa pengajian. Pengendalian diri, dan ruang ikhtilat memang betul-betul terasa jika kita tidak kuat memegang tali Allah.

Berpacaran dengan Kakak kelas, padahal Muslimah ini begitu kafah. Menutup aurat dengan sempurna. Cerdas pula. Mungkin, si Kakak Kelas ini begitu istimewa hingga mampu mendobrak hati Muslimah yang pemilih itu.

Tahun pun merambat. Janji dan rayuan gombal-gambil seperti candu penguat hubungan tak seimbang itu. Terlalu banyak yang dikorbankan Muslimah ini. Bahkan sangat banyak.

Hingga pada satu titik, si Kakak Kelas ini menikah. Yah, menikah dengan perempuan lain. Bukan dengan Muslimah kita itu. Padahal, hubugan mereka katanya begitu serius. Padahal sudah berjanji menikahi. Padahal tidak pernah ada kata putus?

Hati perempuan mana yang tak nelangsa kalau demikian duhai, Muslimah?

Setelah menikah pun si Kakak Kelas ini masih juga berusaha menghubungi Muslimah itu. Dengan segerap cara. Lewat medsos, Google Plus, Whatshapp, Line, hingga BBM sudah dicoba. Dia berkata ingin bertemu dan tak bahagia dengan pernikahannya. Oh, apakah bisa dipercaya?

Jika demikian, bukankah aturan syariat itu begitu menjagamu, Ladies? Tak perlu repot-repot mengemis cinta. Kalau dia serius pasti akan datang berkunjung. Jodoh pasti bertamu. Begitu kan?

Untuk mendapatkan berlian, kamu harus membelinya dengan harga yang tidak murah. Dengan menandatangani sertifikat kepemilikan, dengan menguatkan keyakinan dan doa. Begitupun dengan perempuan dalam Islam.

Tak sembarang lelaki bisa menjamahnya. Tak semua lelaki bisa menyentuhnya. Tak semua pria bisa mendapatkan cintanya, apalagi hanya berbekal karcis, dan semangkuk bakso? Kamu tentunya tidak mau kan, Ladies? []
    

Komentar

Postingan Populer