Cara Mudah Mulai Menulis Buku


Menulis adalah menginspirasi 

Seringkali saya menemukan pesan dalam inbox Facebook, Twitter, ataupun email--menanyakan bagaimanakah cara untuk mulai menulis? Mungkin banyak yang beranggapan bahwa penulis akan cepat menulis karena itu adalah pekerjaannya. Main job istilahnya. Padahal terkadang penulis pun atau siapapun yang mengaku menjadi seorang penulis akan kesulitan menemukan alasan untuk mulai menulis.
Hal inilah yang seringkali menghambat saya dalam mulai menulis. Baik menulis naskah fiksi ataupun nonfiksi. Bahkan mungkin hanya sekedar artikel. Mengapa hal ini terjadi?

Menurut saya persepsi untuk sulit memulai untuk menulis adalah pertama yang harus disingkirkan. Jika anda beranggapan bahwa menulis seperti halnya bernafas. Maka menulis akan menjadi sangat mudah. Jangan pedulikan siapa yang akan membaca naskah anda. Tetaplah menulis. Serta terus menulis. Akan membuat anda  menjadi semakin ringan dalam mencari diksi yang akan mewujudkan ide-ide dalam bentuk buku.

Hal ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan naskah. Ada beberapa naskah yang memang mendesak untuk saya tuangkan atau ingin saya bagikan kepada orang lain. Ada juga naskah-naskah yang memang harus saya tulis Karena alasan profesionalisme. Pada dua jenis naskah ini selayaknya sebagai penulis kita harus bisa mengontrol mood yang datang.

Ada naskah yang bertahun-tahun saya tulis dan belum selesai hingga sekarang. Naskah yang hanya  saya tulis dalam jangka 2 bulan saja. Apakah naskah yang ditulis bertahun-tahun lebih baik daripada naskah yang ditulis dalam hitungan bulan? Tentu saja tidak. Belum tentu tepatnya.

Semua akan tergantung dari riset yang kita lakukan. Data-data yang kita temukan. Laporan yang logis dan masuk akal. Serta kematangan dalam memilih diksi.
Semakin lama seseorang menulis, maka akan semakin tinggi jam terbangnya dalam memilih diksi dan mengolah kata. Serumit apapun ide yang ia sampaikan, jika ia menulisnya dengan sederhana maka pembaca akan dapat menikmatinya. Namun sebaliknya, jika ide sederhana saja disampaikan dengan begitu rumit, bagaimana mungkin pembacaan menikmatinya.

Jadi sudahkah anda siap menulis hari ini?

Dimulai dengan Membaca
Membaca merupakan hobi yang agak langka di negeri kita. Padahal angka pengguna sosial media bisa sampai 10 hingga 5 besar di dunia. Artinya banyak orang yang berkenan membaca status ataupun berkomentar pada status seseorang. Tapi rupanya hal ini tidak berlaku pada konsumsi buku. Negeri ini masih miskin pembaca fanatik. Membeli novel masih dianggap hal yang kurang wajar. Membeli buku non fiksi atau rujukan masih berputar pada kebutuhan insidental. Artinya membaca masih belum sampai pada tahap menikmati. Apalagi membutuhkan.

Jika anda berkeinginan menulis sebuah naskah kemudian menerbitkannya menjadi buku maka anda wajib untuk gemar membaca. Teko yang berisi air akan mengeluarkan air. Sebaliknya teko yang kosong akan sulit meneteskan setitik air.

Buat Jadwal Menulis

Jika profesi utama anda bukan sebagai seorang penulis, misalnya sebagai seorang karyawan, pebisnis, seniman, pendakwah, motivator, ataupun lainnya—saya berkeyakinan bahwa anda kebingungan untuk menyelesaikan naskah buku anda. Terkadang mungkin menganggap itu adalah hal yang sangat mustahil. Karena kesibukan yang berjejal. Mustahilkah menulis buku sementara profesi utama anda bukan sebagai seorang penulis? Tentu saja tidak.
Sayang sekali, jika seumur hidup anda belum pernah menerbitkan sebuah buku.
Jika ingin menulis sebuah buku kemudian menerbitkannya pada satu saat tertentu. Jadwal untuk menulis. Tiap harinya. Entah 30 menit. 60 menit. Atau bahkan 15 menit.
Setelah itu patuhi jadwal tersebut. []



Komentar

Postingan Populer