29 Ide “Me Time” untuk Ibu Rumah Tangga



Me time sepele tapi penting, lho

Saat memutuskan untuk mengirim surat resign dari tempat kerja yang lama, saya sama sekali belum terpikirkan akan beratnya hidup sebagai full time mom. Ok, ada yang mungkin protes dengan penyebutan itu, bisa kita sebut ‘stay at home mom.’ Ibu penuh waktu untuk keluarganya.


 
Sebenarnya, sudah jauh-jauh hari saya memikirkan tentang full time mom ini. Yah, setidaknya sejak duduk di SMA di sebuah pesantren. Saat itu, saya terpikir bahwa tidak semua kepala rumah tangga ataupun suami bisa mengijinkan dengan leluasa sang istri untuk memilih karir dan menghabiskan banyak waktunya di luar rumah. 

Sebab itulah saya bertekad ingin memiliki keterampilan bekerja dari dalam rumah. Saya pun saat masih belia sudah memikirkan profesi sebagai penulis. Yah. Saya ingin menjadi penulis agar tidak sering meninggalkan anak-anak dengan pengasuh ataupun orang lain.

Saya tidak ingin terjebak untuk membenturkan manakah yang lebih baik, antara full time mom, ataukah working mom. Tidak. Dua-duanya sama-sama seorang ibu. Setiap pilihan yang dilakukan oleh para ibu ini tentu saja juga memiliki konsekuensi yang berbeda.

Sejak pemerintah menetapkan kewajiban mengikuti serangkaian proses sertifikasi. Saya yang memandang bahwa rangkaian kegiatan ini sangat menyita tenaga dan bisa jadi (saya) malah menzalimi anak-anak dengan meninggalkan mereka kelak untuk mengikuti training ke luar kota hingga berminggu-minggu. Juga permintaan suami untuk bisa secara penuh waktu di rumah dan menulis.

Saya pun teringat dengan saudara yang memilih berkarir dari rumah dengan membuka klinik pribadi sebagai dokter ketimbang bekerja di rumah sakit. Padahal saat itu jabatannya sangatlah penting di sebuah rumah sakit di kota kecil saya.
Jadi, saya berpikir, “Kalau mbak dokter ini bisa bekerja di rumah dan mengasuh anak penuh waktu. Kenapa saya tidak?”

Yah, subjektif memang. Tapi sejak, saya berada full time di rumah, saya merasa lebih bebas dan terjaga. Ada perasaan lega tanpa komanda ini itu (padahal kepala sekolah saya dulu sangatlah baik, dan sekolah tempat saya mengajar juga sangat islami). Kenikmatan untuk menjauhi ikhtilat yang bisa jadi dilakukan sengaja ataupun tak sengaja.

Waktu saya pun semakin banyak. Makin luang, dan saya tidak merasa terlalu lelah dan dirundung stres. Saya akui, saya adalah seorang perfeksionis dalam bekerja. Kalau menulis naskah baik fiksi ataupun nonfiksi mungkin waktu yang saya butuhkan lebih banyak dari penulis lainnya. Saya harus riset sampai tuntas, dan mendapatkan mood yang terbaik.

Sehingga, beberapa anak didik dahulu Alhamdulillah banyak yang memenangkan kompetisi dengan bimbingan dari saya dan para guru. Yah, saya ketua tim dengan segala kerepotan ibu rumah tangga saat itu.

Nah, saat ini saya banyak waktu luang. Dan gerak semakin jauh di dunia maya. Sebaliknya dengan apa yang saya rasakan di rumah. 

Mom Is Boring
Ada sebuah artikel yang membuat saya tergelak saat membacanya, judulnya adalah “Me Time for Mom is Bullsh*t” Hehe. Dari judulnya saja kemungkinan saya bisa menebak bahwa artikel ini dibuat untuk mengejek ajakan “me time” untuk mom sedunia. Termasuk saya.

Yah. Kalau saat bekerja, kita mungkin agak repot dengan jadwal harian meninggalkan rumah, dari jam sekian hingga sekian. Berangkat pagi pulang sore. Namun, hal itu sebenarnya tidak lebih berat dari seorang full time mom yang mengurus tetek bengek SEGALA urusan rumah tangga.

Sebab, saat ibu pekerja berada di kantor, ia bisa rehat sejenak dari aktivitas rumah tangga. Bercakap-cakap dengan teman sejawat. Berganti suasan antara rumah, dan kantor. Makan siang dengan nikmat. Lalu pulang kembali walau dengan keadaan lelah.

Tapi, rasa lelahnya sungguh berbeda dengan full time mom. Dengan gerak terbatas di dalam rumah, dan kesibukan tiada henti. Mulai dari mengomando anak-anak untuk mandi di pagi hari, menyiapkan sarapan, menyusun menu bekal untuk orang-orang serumah, mencuci, menyetrika, membersihkan rumah, melayani anak-anak, suami, dan segala hal yang tidak bisa diuraikan satu per satu.

Tujuh hari 24 jam dalam seminggu, kemudian membengkak hingga 30 hari kemudian menjadi bilangan bulan dan tahun. Tanpa rehat …..

Well, mungkin ada yang tidak tahu kalau para mom ini untuk makan dengan nikmat dan pelan saja susahnya minta ampun. Hahahaa. Apalagi jika para ibu ini memiliki balita ataupun bayi. Ke toilet tanpa tangisan anak-anak dan rengekan mereka saja amat sulit. Shalat pun demikian.

Untuk sujud si kecil kemungkinan akan naik-naik di punggung, dan duduk manis di tempat kita sujud. Sehingga kita harus hati-hati mengatur gerak shalat.

Saat menulis pun begitu. Tangan kecil yang gemuk dan lucu itu sangat senang memainkan tuts keybord dan membuat tulisan saya amburadul dan warna monitor tiba-tiba berubah. Naik turun di meja kerja. Jadilah, tulisan tak kunjung selesai. 

Bayangkanlah, duhai para Kepala Rumah Tangga …..

Yah, kadang seorang ibu juga butuh piknik. Nggak cuma pejabat yang bisa piknik … gituuuu.

Ide Me Time Nggak Pakai Repot
Apa sih me time itu tepatnya? Me time adalah kesempatan untuk memanjakan diri sendiri dalam beberapa jenak. Melakukan hal yang disukai tanpa paksaan apapun juga. 

Kalau saya memiliki me time pada waktu weekend. Bisa membaca buku ataupun menonton film di internet. Tapi, untuk sehari-hari, me time saya adalah menulis di blog ataupun bercakap-cakap dengan suami, atau anak-anak. Tanpa rengekan dan gangguan. Kadang membuat jus buah dan smoothies yang enak.

Terkadang, saya pergi ke perpus kota saat anak-anak berangkat sekolah sembari membawa leptop dan pulang menjelang siang. Bisa pula saya habiskan dengan chating dengan teman alumni pesantren dulu di sebuah grup whatshapp.

Macam-macam. Tiap “me time” berbeda, Mom. Kalau anda sendiri bagaimana, Moms?

Sebenarnya, apa sih pentingnya me time untuk para mom ini?

Setiap rutinitas membutuhkan break agar tidak dilanda rasa jenuh dan frustasi melakukan hal-hal itu saja dalam waktu yang sangat lama. Nah, kalau tidak memiliki me time bagaimana?

Mom, bisa jadi ibu rumah tangga yang tidak memiliki secuil me time untuk dirinya sendiri akan mengalami rasa ketidakpuasan dan kemarahan. Hal ini timbul karena rasa lelah berkepanjangan tanpa bisa diluapkan di tempat yang tepat.

Jika ibu rumah tangga sudah doyan mengomel panjang kali lebar, tak henti-henti. Bisa jadi ibu ini tidak pernah merasakan me time. Dan merasa menyesal mengerjakan semua hal yang harusnya bisa dibagi dengan suami.

Kalau rasa lelah ini menumpuk maka bisa jadi akan meledak seperti bom dan korbannya tentu saja anak-anak.

Jadi, masih juga menunda melakukan “me time”?

29 Ide Me Time Nggak Pakai Repot (Asal Suami Mengerti)
Ada beberapa ide me time untuk ibu rumah tangga berikut. 
1.Jalan-jalan dengan para mom lain. 
2.Membaca buku, novel, ataupun ebook.
3.Menonton film. 
4.Menulis sesuatu, seperti buku harian, puisi, blog, atau bahkan status fesbuk. 
5.Mandi busa.
6.Jalan-jalan di taman atau hutan.
7.Window shoping dengan anak-anak.
8.Tidur siang yang enaak.
9.Shopping baju atau underwear.
10.Chating dengan teman-teman lama.
11.Mengajak ibu atau teman makan siang di luar.
12.Beribadah, mengaji, berdzikir dengan khusyuk.
13.Membuat craft (kerajinan tangan).
14.Ikut seminar ataupun workshop tanpa anak-anak.
15.Bersepeda keliling kompleks hehe.
16.Ke salon untuk menipedi atau creambath.
17.Ke masjid untuk mendengar kajian. 
18.Memasak menu terbaru dan bereksperimen.
19.Membuat smoothies.
20.Menulis buku.
21.Menjahit.
22.Merangkai bunga.
23.Berkebun.
24.Ngobrol sama tetangga (perempuan).
25.Berenang. 
26.Jogging.
27.Kemping dengan keluarga.
28.Membuat secangkir teh ataupun kopi dan membaca majalah. 
29.Tidak melakukan apa-apa dalam beberapa jenak.
 

Semoga me time-nya menyenangkan ya, Moms![]





Komentar

Postingan Populer